Bakal Calon Wali Kota (Bacawalkot) Bandung Arfi Rafnialdi menghadiri acara Malam Mingguan Sareng Kang Arfi (Malmingan) di Eighteen Coffee, Jalan Cemara, Kota Bandung, Sabtu (29/6/2024). Acara tersebut merupakan ngobrol santal yang digagas para anak muda untuk membedah persoalan dan masalah Kota Bandung. Sekitar 100 orang mahasiswa dan warga hadir dalam acara tersebut.
Mendengar Masalah Kota Bandung dan Aspirasi Warga
Kegiatan itu juga jadi wadah Kang Arfi untuk menyerap aspirasi masyarakat tentang harapan bagi pemimpin Kota Bandung yang baru. Ratu, warga Kiaracondong yang hadir dalam ngobrol santal itu meminta Kang Arfi untuk turun tangan melihat persoalan di tiap RW. Sebab, kata Ratu, banyak persoalan kota yang datang dari tingkat wilayah. “Tolong Kang Arfi perhatikan kondisi di tiap RW. Cucu saya bahkan pernah imunisasi di Puskesmas dengan vaksin kadaluarsa, biru paha cucu saya,” keluh Ratu.
Sementara Encep, warga lain, meminta Kang Arfi bisa memprioritaskan warga lokal untuk mendapat lapangan kerja. Sebab, kata dia, banyak penduduk lokal yang saat ini kesulitan mencari kerja. Selain masalah pengangguran, Encep juga meminta Kang Arfi bisa memberantas penjualan minuman keras ilegal yang kerap jadi pernicu aksi kriminalitas remaja. “Prioritaskan orang lokal dalam urusan lapangan kerja. Minimal satu perusahaan dua orang warga lokal bisa masuk. Miras juga merusak generasi, karena banyak masalah anak muda seperti geng motor pemicunya karena dorongan miras. dengan Rp5000 bisa nenggak oplosan.” paparnya.
Menurut Kang Arfi, Kota Bandung punya banyak potensi yang bisa mendongkrak perekonomian masyarakat. Sektor pariwisata dan kreatif bahkan bisa jadi tulang punggung roda ekonomi Kota Kembang di masa depan, “Bandung itu kota yang banyak potensi, kota kreativitas. Cuacanya bikin orang kangen dengan Bandung dan itu jadi daya tarik Kota Bandung,” tutur Kang Arfi.
Signifikansi RW dan Konsep Desentralisasi Masalah Kota Bandung
Kang Arfi juga sepakat dengan warga bahwa banyak masalah kota yang bisa diselesaikan di level RW. Karena itu, la mendukung penuh konsep desentralisasi dengan komitmen memberikan dana bagi pemerintah dan organisasi pendukung di level kewilayahan. “Jadi saya sepakat bahwa banyak masalah kota Bandung bisa diselesaikan di level RW dengan konsep desentralisasi,” paparnya.
Kang Arfi meyakini, membangun Kota Bandung tak bisa mengandalkan pemerintah. Perlu kontribusi masyarakat untuk turut serta menyukseskan program pemerintah. “Saya meyakini membangun kota gak bisa sendiri. Kekuatan bandung ada di warganya bukan hanya pemimpinnya. Jadi saya sepakat RW perlu dibina, yang jualan miras juga harus diantisipasi,” jelasnya.
Link Terkait :
- Malmingan KawanArfi
- Konsep Desentralisasi dan Peran RW
- Tag Artikel : dialog