Unesco telah mengumumkan kota-kota baru yang ditetapkan sebagai anggota ke-47 dalam jaringan kota kreatif globalnya. Di antara berbagai kota yang mendapatkan rekognisi, terdapat Bandung sebagai Kota Kreatif dan Kota Desain Dunia. Terdapat tujuh kategori yang ditetapkan oleh Unesco untuk kota-kota kreatif, termasuk Kerajinan dan Kesenian Tradisional, Desain, Film, Gastronomi, Sastra, Media, dan Seni Musik.
Konsep Kota Kreatif
Konsep Kota Kreatif, yang pertama kali diperkenalkan oleh Landry dan Bianchini dalam karya mereka, adalah respons terhadap tantangan penurunan peluang dan prospek setelah resesi pada tahun 1990-an. Dalam buku tersebut, mereka mengusulkan pandangan kota sebagai pusat ekonomi yang, dengan kondisi kehidupan yang positif, dapat merespons tantangan-tantangan kehidupan perkotaan dengan memanfaatkan warisan mereka, selama lingkungan tersebut memfasilitasi kondisi yang memungkinkan terwujudnya berbagai potensi.
Richard Florida, dalam karyanya “Cities and The Creative Class”, menekankan nilai ekonomi yang terkandung dalam kreativitas manusia di konteks perkotaan. Dia mengemukakan konsep formula 3T untuk pertumbuhan ekonomi: teknologi, talenta, dan toleransi, yang menyoroti peran penting sebuah kota dalam menarik dan mempertahankan faktor-faktor tersebut.
Melalui Jaringan Internasionalnya, UNESCO telah memulai inisiatif untuk menghubungkan kota-kota yang berbagi pengalaman, ide, dan praktik terbaik dalam pengembangan sosial, budaya, dan ekonomi. Para kota yang terlibat dalam inisiatif ini berfokus pada tujuh bidang industri kreatif, seperti sastra, film, musik, kerajinan, seni rakyat, desain, seni media, dan gastronomi. Inisiatif ini mendorong kota-kota di seluruh dunia untuk mengintegrasikan gagasan kreativitas ke dalam agenda pembangunan mereka.
Sebuah kota yang kreatif merupakan sebuah kota yang menempatkan kreativitas dan industri budaya sebagai inti dari rencana pembangunannya di tingkat lokal dan aktif berkolaborasi di tingkat internasional. Kota ini mengakui nilai kreativitas dalam pembangunan perkotaan dan memupuk sebuah adegan budaya yang dinamis, mendukung kerajinan tradisional dan seni rakyat, desain, film, gastronomi, sastra, musik, dan seni media. Kota-kota yang kreatif juga ditandai dengan pendekatan holistik terhadap perencanaan perkotaan, yang mencakup baik tatanan terstruktur maupun kehidupan perkotaan yang berasal dari perkembangan yang tidak terencana, namun tetap memiliki keberagaman. Mereka mendorong kolaborasi dan refleksi, merenungkan kembali manajemen perkotaan, dan pembelajaran melalui kemitraan.
Buku “The Creative City” karya Charles Landry dan Franco Bianchini adalah sebuah karya yang menggali konsep tentang sebuah kota yang mendorong kreativitas sebagai sarana untuk pembangunan dan revitalisasi perkotaan. Para penulis berpendapat bahwa kreativitas sangat penting untuk menyelesaikan masalah-masalah perkotaan yang kompleks dan menciptakan peluang-peluang menarik. Mereka menganjurkan untuk melepaskan kreativitas dalam warga, organisasi, dan kota itu sendiri, yang mereka sebut sebagai bentuk modal baru dan mata uangnya sendiri.
Buku ini menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam perencanaan, yang mencakup baik ketertiban terstruktur maupun vitalitas perkotaan yang timbul dari perkembangan yang tidak terencana, sedikit berantakan. Landry dan Bianchini mendorong penghapusan hambatan-hambatan terhadap kreativitas yang diperparah oleh birokrasi, merenungkan kegagalan dan keberhasilan organisasi, mengakui pemicu seperti kemampuan kreatif individu, menyeimbangkan kosmopolitanisme dan lokalitas, dan mengembangkan ruang bagi individu dan proyek-proyek kreatif.
Para penulis juga menekankan perlunya untuk memikir ulang manajemen perkotaan dan pembelajaran melalui kolaborasi dan refleksi. Mereka berargumen bahwa perencana perkotaan harus menjauh dari praktik perencanaan tradisional yang didasarkan pada solusi-solusi fisik dan sebaliknya fokus pada peningkatan lingkungan perkotaan dan menciptakan suasana kreatif melalui kemitraan-kemitraan baru.
Secara keseluruhan, “The Creative City” menyajikan visi tentang pembangunan perkotaan yang menghargai kreativitas sebagai pendorong utama untuk mengatasi tantangan-tantangan perkotaan dan menciptakan kota-kota yang hidup, dinamis.
Bandung sebagai Kota Kreatif
Pengakuan Bandung sebagai Kota Kreatif Dunia membawa harapan yang besar bagi masa depan kota ini. Diharapkan bahwa penghargaan ini akan menjadi pendorong bagi inovasi dan perkembangan di berbagai bidang, mulai dari seni dan budaya hingga industri kreatif dan pariwisata. Dengan memanfaatkan gelar tersebut, Bandung diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur budaya dan fasilitas umum yang mendukung pertumbuhan kreativitas masyarakatnya. Selain itu, diharapkan juga bahwa penghargaan ini akan membuka pintu bagi kolaborasi yang lebih luas antara pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat sipil dalam mengembangkan program-program kreatif yang memperkaya kehidupan kota dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
Terlebih lagi, harapan besar juga terletak pada kemungkinan terbentuknya kemitraan yang kuat antara Bandung dengan kota-kota kreatif lainnya di dunia, sehingga dapat terjadi pertukaran ide, pengalaman, dan sumber daya yang memperkaya kreativitas lokal serta memperluas jangkauan pengaruh Bandung sebagai pusat kreativitas global. Secara keseluruhan, harapan terbesar adalah bahwa Bandung akan menjadi contoh inspiratif bagi kota-kota lain di Indonesia dan di seluruh dunia dalam mengintegrasikan kreativitas sebagai motor utama bagi pertumbuhan dan kemajuan kota.
Bandung sebagai kota kreatif dapat berperan menjadi pusat yang berkembang pesat bagi industri kreatif, mendorong inovasi dan pengembangan budaya.
Bandung sebagai Kota Kreatif dapat menyediakan ekosistem yang dinamis, yang mendukung dan mendorong pertumbuhan industri kreatif, menjadi katalis untuk inovasi dan kemajuan budaya. Kota ini bisa berperan menyediakan lahan subur bagi seniman, desainer, dan pengusaha untuk berkolaborasi, bertukar ide, dan mendorong batas-batas kreatif.
Dengan berbagai disiplin kreatif yang beragam, termasuk seni visual, seni pertunjukan, mode, dan media digital, Bandung sebagai kota kreatif bisa menawarkan platform dinamis bagi kreativitas untuk berkembang. Infrastruktur dan sumber daya yang mendukung di kota ini memberdayakan individu dan organisasi untuk menjelajahi batasan baru, menciptakan pengalaman yang menarik, dan berkontribusi pada jalinan budaya komunitas. Baik melalui pameran, lokakarya, atau proyek kolaboratif, Kota Kreatif (dalam hal ini Kota Bandung) menjadi pusat inspirasi, inovasi, dan keunggulan artistik.
Tautan lainnya :