Silaturahmi dan Aspirasi Forum PKL Juara

Pada Jumat, 21 Juni 2024, saya berkesempatan menghadiri silaturahmi sembari berdialog menampung berbagai aspirasi dari para pedagang yang tergabung dalam Forum PKL Juara (Pedagang Kreatif Lapangan) di Taman Pers, Jalan Malabar, Kota Bandung.

Harapan Forum PKL Juara

Ketua Umum Forum PKL Juara, Jeffry H Mantik, sangat menantikan bahwa Wali Kota Bandung yang baru dapat melanjutkan penataan pedagang kaki lima di berbagai titik. Menurutnya, dari 16 titik yang sudah ditata oleh pemerintah sebelumnya, masih ada 5 titik yang belum tertata dengan baik.

Dalam kesempatan tersebut, Kang Jeffry menyampaikan aspirasi kawan-kawan Forum PKL Juara kepada saya, berharap agar penataan PKL yang sudah dimulai di Kota Bandung dapat dilanjutkan, karena masih banyak pedagang yang belum mendapatkan penataan dari pemerintahan sebelumnya. “Aspirasi yang kita sampaikan ke Kang Arfi yaitu untuk melanjutkan penataan PKL yang sudah berjalan di Kota Bandung ke depannya bisa dapat dilanjutkan karena nasib para PKL ini masih banyak yang belum ditata di pemerintahan ke belakang,” ujar Kang Jeffry.

Lebih lanjut, Kang Jeffry juga menyoroti beberapa titik yang sudah ditata namun kembali tidak rapi, ia berharap jika penataan dilanjutkan, maka hal ini bisa memberikan efek positif bagi Kota Bandung. “Yang sudah ditata mohon diperbaiki lagi seperti Balonggede, komitmennya enggak berjalan harus ditindaklanjuti lagi, Cicadas juga seperti itu. Untuk yang belum ditata banyak seperti Jalan Burangrang, Jalan Naripan, dan titik-titik lainnya bisa dilihat di lapangan nanti,” tutur Kang Jeffry.

Selain itu, Kang Jeffry berharap Wali Kota Bandung yang baru dapat mendorong DPRD Kota Bandung untuk membuat regulasi terkait lokasi-lokasi PKL yang legal, sehingga tidak mengganggu keindahan kota dan memberikan ketenangan bagi para pedagang. “Saya mengharapkan pemerintah bisa menindaklanjuti dari undang-undang yang ada. Mudah-mudahan dari wali kota bisa mendorong ke DPRD Kota Bandung agar undang-undang PKL di atas trotoar diperhatikan. Karena Bandung ini sudah terkenal jadi kota kuliner,” katanya.

Di sisi lain, Ari Mulya Subagja Husein, Dewan Pembina Forum PKL Juara, menambahkan bahwa selain penataan, ia berharap pemimpin Kota Bandung yang terpilih dalam Pilwalkot Bandung mendatang dapat menghidupkan kembali program permodalan bagi PKL. “Untuk permodalan ke depan butuh perhatian karena kendala dari pedagang yang juga masyarakat adalah permodalan. Nanti juga ke pak wali kami minta diberikan akses permodalan untuk para PKL di dalam Forum PKL Juara agar bisa lebih leluasa, bisa berkembang dalam melakukan usahanya,” jelasnya.

Pedagang Kreatif Lapangan

Saya pribadi sangat-sangat mengapresiasi perubahan akronim PKL dari “Pedagang Kaki Lima” menjadi “Pedagang Kreatif Lapangan”. Menurut saya, perubahan nama ini sejalan dengan predikat Kota Bandung sebagai Kota Kreatif. Yang menarik memaknai PKL ini tidak dengan nama pedagang kaki lima lagi, tapi pedagang kreatif lapangan. Urusan nama ini penting, dan ini selaras dengan identitas Kota Bandung sebagai kota kreatif. Identitas kota kreatif Kota Bandung di bidang kuliner sudah jadi daya tarik sendiri yang membuat orang mau datang ke Bandung dan kemudian menggerakkan roda ekonomi Kota Bandung.

Selain kreativitasnya, Kota Bandung juga dikenal sebagai kota yang ramah. Oleh karena itu, ke depan, saya berharap Pemerintah Kota Bandung wajib mengedepankan sisi humanis dalam ranah penataan PKL yang kebanyakan menggunakan fasilitas umum seperti trotoar untuk berjualan.

Di Kota Bandung ada tempat yang siang hari jadi toko, malam hari jadi tempat PKL atau sebaliknya, jadi harus dicermati secara detil regulasinya. Pemerintah harus melakukan pendekatan kepada pedagang yang juga merupakan bagian dari kekuatan ekonomi Kota Bandung. Kalau pemerintah menganggap PKL bagian yang sama-sama menguatkan kota, maka pola komunikasi tidak boleh represif atau agresif.

Komunikasi, Penataan dan Dukungan Pemodalan

Saya juga menekankan bahwa identitas warga Kota Bandung yang “someah” harus menjadi strategi utama birokrasi dalam berkomunikasi dengan PKL, baik dalam konteks pembinaan maupun penataan. Artinya, kita harus mengedepankan sisi humanis dan inovatif.

Terkait permodalan, saya berharap Program Kredit Melati yang digulirkan pada masa kepemimpinan Ridwan Kamil-Oded M Danial dapat kembali dimaksimalkan dengan bantuan dari Bank Daerah seperti Bank BJB dan Bank Bandung.

Tentunya kita tidak ingin pedagang terjebak rentenir. Sekarang ini inovasi pinjaman non-bank menjadi lebih mudah, pinjol dibuat mudah sekali, sementara jika kita cermati bunganya memberatkan. Inilah kenapa pemerintah harus memberikan inovasi kemudahan agar pedagang bisa mendapatkan pinjaman yang tidak rumit.

Tautan lain :

Facebook
Twitter
X
WhatsApp